Jakarta, 01 Juli 2022 – 02:05 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) melemah pada perdagangan hari Kamis (30/6/2022), dengan indeks S&P 500 yang bersiap untuk mengakhiri semester pertama terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 282.60 poin (-0,91%) ke 30 746, indeks S&P 500 surut 35.18 poin (-0,92%) ke 3 783.65, dan indeks Nasdaq drop 142.80 (-1,22%) menjadi 11 515.74.
Indeks Dow Jones dan S&P 500 berada di jalur terburuknya selama 3 bulan sejak kuartal I/2020 akibat Covid-19. Sementara indeks Nasdaq anjlok lebih dari 20% selama tiga bulan terakhir dan menjadi penurunan terburuk sejak 2008.
Ketiga indeks acuan Wall Street mencatat penurunan kuartalan kedua berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2015.
Pada awal Juni, The Fed telah mengambil langkah yang agresif dengan menaikkan suku bunga menjadi 3,5% untuk meredam inflasi dan menyentuh level tertinggi sejak 40 tahun. Kebijakan ini memicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun.
Sementara itu, Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan telah menyetujui kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan bulan Juli jika kondisi ekonomi saat ini bisa bertahan.
Investor merasa cemas terhadap keagresifan The Fed yang akan membawa ekonomi AS ke jurang resesi. “Kami tidak percaya pasar saham telah menyentuh level terendahnya dan kami melihat penurunan masih akan terus berlanjut,” kata Ketua Sanders Morris Harris George Ball.
Dia juga menambahkan bahwa indeks S&P 500 mencapai titik terendah di sekitar 3.100 karena tindakan agresif The Fed, tapi tindakan tersebut diperlukan untuk memerangi inflasi yang dapat menekan pendapatan perusahaan dan mendorong saham-saham lebih rendah.
Namun, Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Rabu berjanji untuk tidak membiarkan ekonomi AS tergelincir ke dalam “inflasi yang lebih tinggi”, bahkan jika harus menaikkan suku bunga yang dapat menyebabkan pertumbuhan dalam risiko.