
Jakarta, 12 Desember 2019 – 00:43 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa saham Amerika Serikat (AS) bervariasi pada perdagangan Rabu (11/12/2019), di tengah penantian investor menjelang keputusan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) yang akan di umumkan pada Kamis (12/12/2019) pukul 02:00 dini hari.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 57,64 poin (-0,21%) ke 27.824,08. Indeks Nasdaq Composite masih menguat 9,68 poin (0,11%) ke 8.625,89. sementara, indeks S&P 500 naik 1,32 poin (0,04%) ke 3.133,83.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS berjatuh tempo 10 tahun tertekan menjadi 1,816% yang artinya terjadi penguatan harga. Di sisi lain, yield obligasi bertenor 2 tahun juga tertekan menjadi 1,642%.
Pelaku pasar secara umum memperkirakan bahwa The Fed masih akan menahan suku bunga acuannya. Gubernur Fed Jerome Powell juga diprediksi akan mengambil kebijakan yang diperlukan untuk menjaga likuiditas yang tinggi hingga akhir tahun.
Pada Oktober, bank sentral AS tersebut telah mengumumkan rencana perpanjangan operasi pendanaan overnight sampai setidaknya pada Januari dan membeli obligasi pemerintah AS sampai dengan kuartal kedua tahun depan.
Kebijakan itu diambil menyusul gangguan kecil yang menimpa pasar hutang bank jangka pendek pada September. Terakhir, Fed Funds Rate dipangkas pada bulan Oktober lalu sebesar 25 basis poin, atau menjadi pemangkasan yang ketiga pada 2019.
Saat itu, The Fed juga mengindikasikan palang yang menghalangi pemangkasan lanjutan atas suku bunga bakal lebih tinggi. Data ekonomi baru-baru ini juga menunjukkan bahwa The Fed memiliki lebih banyak alasan untuk menahan suku bunga di level sekarang.
AS mencatatkan pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 266.000 unit pada November, jauh melampaui estimasi Dow Jones sebanyak 187.000. Inflasi juga tercatat sebesar 0,3% pada bulan lalu, mengalahkan ekspektasi dalam polling Reuters sebesar 0,2%.
Pelaku pasar di Wall Street juga memperhatikan perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China yang harus berujung pada kesepakatan hingga akhir pekan ini, karena Beijing tak ingin AS memberlakukan tarif tambahan yang akan dimulai pada Minggu (15/12/2019).
The Wall Street Journal pada Selasa kemarin melaporkan, bahwa AS berencana menunda tarif tambahan itu, guna memuluskan tercapainya kesepakatan. Namun pada hari yang sama, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa tenggat 15 Desember masih dipertahankan.
Chief Investment Strategist Capital Wealth Planning Jeff Saut, dalam laporan risetnya mengatakan bahwa “Perang dagang masih menjadi ladang ranjau terbesar, tapi yang bisa dilakukan adalah mengikuti harga dan berharap akan ada resolusi”.