Jakarta, 7 April 2022 – 00:53 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) tertekan pada perdagangan hari Rabu (6/4/2022), di tengah berlanjutnya koreksi saham sektor teknologi .
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 173.45 poin (-0,50%) ke 34 467, indeks S&P 500 surut 43.25 poin (-0,96%) ke 4 481.87 dan Nasdaq drop 273.58 poin (-1,93%) ke 13 930.59.
Saham teknologi kembali anjlok melanjutkan koreksi pada hari Selasa di tengah kenaikan suku bunga yang memukul beban bunga pendanaan mereka. Saham Apple, Microsoft, Amazon dan Tesla menjadi pemberat utama indeks bursa AS.
Di sisi lain, saham Twitter berbalik melemah sebesar 3% setelah sebelumnya menguat berkat efek pembelian saham Elon Musk. Saham Nvidia dan Marvell Technology terus melemah mencapai 3%. Kebijakan hawkish The Fed mendorong investor melirik saham dengan laba yang pasti.
Saham sektor utilitas, layanan kesehatan, dan konsumen terus menguat di antaranya Merck dan Johnson & Johnson yang melesat lebih dari 2%. Saham Walmart dan Procter & Gamble juga menguat menyusul kenaikan saham Verizon.
Saat ini, investor tengah menunggu rilis risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dijadwalkan pada pukul 01:00 wib. Investor juga mengantisipasi detil baru tentang rencana The Fed untuk mengurangi neracanya secara cepat.
Momen tersebut membuat imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar melesat ke 2,65% dan merupakan level tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa dia “sangat cemas” melihat kenaikan inflasi. Komentar itu menimpali pernyataan anggota Dewan Gubernur The Fed Lael Brainard yang mengindikasikan dukungan atas kenaikan suku bunga acuan dan mengurangi neraca secepatnya pada Mei.
Sedangkan menurut Presiden The Fed San Francisco Mary Daly bahwa inflasi yang tinggi sama buruknya dengan pengangguran bagi masyarakat Amerika Serikat (AS), karena memicu beban ekonomi dan menekan tingkat kesejahteraan.
Investor juga masih mengawasi perkembangan terbaru di Ukraina, karena Uni Eropa dan AS bersiap untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia setelah muncul bukti kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh pasukan Rusia. Sanksi baru tersebut termasuk larangan impor batu bara Rusia.