Jakarta, 04 Januari 2023 – 00:52 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) berbalik melemah pada perdagangan perdana tahun ini, Selasa (3/1/2023), ditengah investor yang sedang menunggu risalah pertemuan Federal Reserve minggu ini.
Dow Jones Industrial Average melemah -175.44 (0,53%) ke 32 971, S&P 500 turun -43.49 (1,13%) ke 3 796,01 dan Nasdaq Composite surut -150.22 (1,44%) ke 10 316,26.
Pada akhir perdagangan tahun 2022, indeks utama AS ditutup dengan kerugian tertajam sejak 2008, dilatarbelakangi oleh kenaikan suku bunga The Fed yang yang menekan sektor saham pertumbuhan dan juga saham-saham teknologi besar.
S&P 500 turun 19,4% pada tahun 2022, ditandai penurunan kapitalisasi pasar sekitar US$ 8 triliun, sementara indeks Nasdaq yang padat teknologi turun 33,1%, terseret oleh saham pertumbuhan.
Sebagian besar teknologi sensitif suku bunga dan saham pertumbuhan lainnya seperti Alphabet Inc, Meta Platforms Inc dan Amazon.com Inc naik antara 0,8% dan 0,9% dalam perdagangan premarket pada hari Selasa, di tengah penurunan imbal hasil Treasury AS.
Saham produsen mobil listrik Tesla Inc (NASDAQ:TSLA) turun lebih dari 9% pada hari Selasa, setelah jatuh sebesar 65% untuk tahun 2022, setelah melaporkan turunnya pengiriman per kuartal dan tahun ini.
“Kabar baiknya adalah kita bisa melupakan tahun ini. Namun, kabar buruknya adalah tahun 2023 bisa menjadi perjalanan yang tidak mulus, setidaknya untuk beberapa bulan pertama,” kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Financial.
Setelah kembali dari liburan tahun baru, fokus investor akan mulai tertuju pada kemungkinan resesi, menyusul pengetatan kebijakan moneter yang agresif.
IMF juga memperingatkan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun yang sulit karena AS, Eropa dan China mengalami pelemahan aktivitas ekonomi.
Saat ini, investor sedang menunggu risalah pertemuan kebijakan The Fed yang dilaksanakan pada hari Kamis (5/1/2023) dini hari. Sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) setelah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps empat kali berturut-turut.
Sementara itu, data ekonomi yang akan dirilis minggu ini mencakup laporan nonfarm payrolls bulan Desember serta data manufaktur yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kekuatan ekonomi dan pasar tenaga kerja.