
Jakarta, 16 Mei 2019 – 14:48 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Baru-baru ini ada beberapa foto rudal Iran di atas kapal kecil yang berada di kawasan Teluk Persia dilaporkan menjadi sebuah peringatan untuk kalangan pejabat Gedung Putih.
Foto-foto tersebut memicu provokasi pihak dan sekutu Amerika Serikat (AS) bahwa Islamic Revolutionary Guards Corps (IRGC) akan menembaki kapal perang angkatan laut AS.
Ada tiga pejabat yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara hal ini di depan umum dan hanya mengatakan adanya jenis ancaman dari Iran yang berbeda dari sebelumnya.
Kekhawatiran atas munculnya foto-foto tersebut memicu perbedaan pendapat. Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo melihat foto-foto ini sebagai pembenaran memandang Iran sebagai ancaman. Namun pihak lain seperti Eropa, Irak dan anggota Kongres dari kedua belah pihak dan beberapa pejabat senior dalam pemerintahan Trump memandangnya hanya sebagai tindakan pertahanan diri terhadap apa yang Teheran yakini sebagai tindakan provokatif oleh Washington.
Pihak intelijen juga telah mendeklasifikasi foto yang menunjukkan salah satu kapal kecil, yang disebut dhows, dengan membawa rudal fungsional Iran setelah Bolton mengumumkan bahwa kapal induk Abraham Lincoln akan berlayar ke Teluk lebih cepat dari yang diperkirakan.
Dari Pentagon sendiri belum merilis foto-foto tersebut. Menurut dua pejabat Amerika, foto-foto itu tidak cukup meyakinkan publik dan anggota parlemen atau sekutu AS atas ancaman Iran terbaru. Foto-foto lain, yang tetap dirahasiakan, menunjukkan Islamic Revolutionary Guards Corps (IRGC) telah memuat rudal ke kapal di beberapa pelabuhan Iran, klaim dua pejabat AS.
Foto-foto tersebut setidaknya memuat tiga berkas rahasia intelijen yang memicu kewaspadaan para pejabat keamanan nasional dan meyakinkan banyak orang akan munculnya ancaman lebih serius dari Iran. Berkas ini termasuk percakapan antara Islamic Revolutionary Guards Corps (IRGC) dengan milisi asing yang membahas serangan terhadap pasukan AS dan diplomat di Irak serta data intelijen tentang Iran menargetkan pengiriman komersial.

Data intelijen yang disebut terakhir membuat para pejabat AS percaya bahwa Iran adalah dalang dari sabotase terhadap empat kapal tanker di lepas pantai Uni Emirat Arab. Namun para pejabat masih belum memiliki analisi forensik konklusif yang menunjukkan keterlibatan Iran dalam segala bentuk sabotase.
Anggota Komite Hubungan Luar Negeri dan Intelijen Senator Marco Rubio, yang diberi pengarahan pekan lalu bidang intelijen, mengatakan bahwa sementara ia tidak ingin perang dengan Iran tapi Amerika Serikat harus membalas jika diserang.
“Di sini aku sudah delapan tahun. Sejauh ini, inilah satu-satunya potensi konflik yang paling dekat dari signifikansi yang telah saya alami. Ini nyata. Ini bukan hal yang palsu. Itu bukan settingan yang dibuat-buat oleh seseorang. Presiden ini bahkan tidak ingin memiliki pasukan di Timur Tengah,” kata Rubio, dikutip Sputnik dari sumber New York Times, Kamis (16/5/2019).
Ketegangan politik di kawasan Timur Tengah meningkat baru-baru ini, ketika AS memperkuat kehadiran militernya di Teluk Persia dengan kapal induk Abraham Lincoln dan satu gugus tugas pembom untuk mengirim “pesan yang jelas dan tidak salah” ke Teheran.
Dari Washington juga menyetujui perluasan tambahan sistem pertahanan rudal Patriot dan kapal perang amfibi USS Arlington ke wilayah tersebut. Iran pun telah berulang kali menyatakan siap membalas jika terjadi konflik militer.
[…] Presiden A.S. Donald Trump mengatakan kepada penasihatnya, dia tidak ingin melibatkan Amerika Serikat dalam perang dengan Iran, kata tiga pejabat AS pada hari Kamis. […]