Jakarta, 24 Februari 2023 – 13:56 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Harga minyak mentah naik 2% seiring rencana pemangkasan produksi Rusia bulan depan pada perdagangan Kamis (23/2).
Disisi lain, dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang perkasa dan lonjakan persediaan AS yang naik lebih dari perkiraan telah menambah kekhawatiran permintaan.
Melansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$ 16,1 menjadi US$ 82.21/ barel, sementara, harga minyak mentah berjangka WTI naik US$ 1,44 menjadi US$ 75.40/barel.
Naiknya harga minyak juga ditopang oleh rencana Rusia untuk memangkas ekspor minyak hingga sebesar 500.000 barel/hari.
Sementara, dolar AS yang lebih kuat tetap menjadi hambatan jangka pendek untuk minyak mentah, analis UBS mengatakan mereka mengharapkan produksi Rusia yang lebih rendah dan pembukaan kembali China untuk memperketat pasar minyak dan mendukung harga.
Indeks dolar naik untuk sesi ketiga berturut-turut, setelah risalah FOMC terbaru menunjukkan mayoritas pejabat The Fed setuju bahwa risiko inflasi tinggi menjamin kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Greenback yang lebih kuat membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, menekan permintaan. Kedua acuan harga minyak kehilangan lebih dari US$ 2 pada sesi sebelumnya setelah rilis risalah The Fed.
Harga minyak juga berada di bawah tekanan setelah data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah negara itu naik untuk kesembilan kalinya berturut-turut pekan lalu, memicu kekhawatiran permintaan.
Administrasi Informasi Energi AS mengungkapkan, stok minyak mentah AS naik 7,6 juta barel dalam sepekan hingga 17 Februari. Atau lebih dari tiga kali lipat ekspektasi analis untuk kenaikan 2,1 juta barel.
“Sehubungan dengan tekanan yang datang dari Federal Reserve pada permintaan dan cuaca yang menghangat di AS dan Eropa, ada kekhawatiran menyeluruh tentang sisi permintaan,” kata Tony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging.