Jakarta, 6 Juli 2022 – 00:02 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa saham AS terbanting pada pembukaan perdagangan Selasa (5/7), setelah mayoritas indeks saham terkoreksi pekan lalu akibat kekhawatiran resesi AS.
Dow Jones ambles hingga 600 poin (-1,9%) ke 30456.08. Sementara itu, S&P 500 merosot 78,87 poin (-2,06%) ke 3746.46 dan Nasdaq drop 178,39 poin (-1,6%) ke 10949.45.
Para ekonom yakin Produk Domestik Bruto (PDB) AS akan terkontraksi dua kuartal. Menteri Keuangan AS Janet Yellen menggelar pertemuan virtual bersama Wakil Perdana Menteri China Liu He untuk mendiskusikan masalah makro ekonomi hari ini.
Saham JPMorgan dan Wells Fargo ambrol 2,5% lebih sementara American Airlines anjlok hingga 4%. Saham Ford pun ambles hingga 5% setelah melaporkan penjualan kuartal II-2022 yang lebih rendah dari ekspektasi.
“Pasar saham AS sudah memasukkan faktor perlambatan ekonomi, dan memperhitungkan fakta bahwa The Fed dipaksa menaikkan suku bunga yang memicu perlambatan,” tutur penasihat ekonomi kepala Allianz Mohamed El-Erian kepada CNBC International.
Saham teknologi juga terkapar, di mana Amazon kehilangan lebih dari 2% sementara Tesla terpelanting 3,7%.
Koreksi terjadi setelah perencana investasi Credit Suisse Jonathan Golub dalam laporan risetnya memperkirakan bahwa AS bisa lolos dari resesi, tetapi indeks S&P 500 bakal hanya tumbuh menjadi 4.300 atau jauh dari proyeksi awalnya di level 4.900.
Bursa saham mengakhiri paruh pertama terburuknya sejak beberapa dekade pada Kamis (30/6) dan mayoritas indeks saham mengalami penurunan selama empat pekan dari lima pekan perdagangan.
Pekan lalu, meskipun ada kenaikan moderat selama sesi perdagangan hari Jumat (1/7), indeks Dow Jones tenggelam 1,3% dan indeks S&P 500 merosot 2,2%. Sedangkan Nasdaq ambruk 4,1%.
Pekan ini, investor masih menunggu rilis data pekerjaan Juni yang akan dirilis pada Jumat (8/7). Melansir prediksi analis Dow Jones, pertumbuhan pekerjaan baru bulan Juni hanya sekitar 250.000 pekerjaan yang melambat dari bulan sebelumnya sebanyak 390.000 pekerjaan di Mei. Meski begitu, analis masih memprediksikan angka pengangguran tetap di 3,6%.