Jakarta, 6 Mei 2022 – 00:30 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Dolar AS tampil perkasa versus beberapa mata uang utama lainnya, terutama Poundsterling, pada perdagangan hari ini, menyusul putusan kebijakan moneter Bank of England (BoE) yang dinilai dovish. Poundsterling saat ini terpantau merosot 2 persen lebih terhadap Dolar AS, meskipun bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga dari 0,75 persen ke level 1 persen atau sebanyak 25 basis poin (bps).
Indeks Dolar yang mewakili kekuatan Dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya hingga saat ini berada di kisaran level 103.87 pada pukul 00:30 WIB. Sebelumnya Dolar AS sempat terkoreksi setelah putusan kebijakan Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) yang menegaskan bahwa bank sentral akan mengambil langkah agresif untuk memerangi inflasi yang melonjak, tetapi mengecilkan prospek kenaikan suku bunga yang lebih besar.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak secara aktif mempertimbangkan kenaikan 75 basis poin di masa depan. Itu terjadi setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Mengikuti langkah pengetatan moneter The Fed, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga dari 0,75 persen ke level 1 persen atau sebanyak 25 basis poin (bps), sesuai ekspektasi pasar.
Sementara itu pasangan mata uang GBPUSD hingga saat ini berada di kisaran level 1.2331 pada pukul 00:30 WIB.
Dalam pernyataannya, BoE menegaskan kembali preferensinya bahwa suku bunga bank akan digunakan sebagai alat kebijakan aktif dalam menyesuaikan sikap kebijakan moneter. Ini termasuk akan mempertimbangkan untuk memulai proses penjualan aset (yang dibeli bank sentral). Akan tetapi keputusannya akan tergantung pada situasi ekonomi. Strategi penjualan aset akan diumumkan pada rapat/pertemuan Agustus.
Poundsterling kemudian merosot tajam setelah BoE memberikan proyeksi pertumbuhan yang suram. Gross Domestic Bruto (GBP) Inggris diproyeksikan turun pada Q4 (kuartal keempat) 2022 dan pertumbuhan GDP tahun kalender secara umum mendatar atau flat pada 2023.