Jakarta, 18 Mei 2021 – 00:27 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa saham AS dibuka anjlok pada awal perdagangan Senin (17/5), seiring berlanjutnya aksi jual besar-besaran di tengah lonjakan inflasi. Aksi korporasi raksasa media di negara AS itu tak cukup untuk membantu mengangkat indeks bursa.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 50 poin ke 34284.89. Indeks S&P 500 melemah 9,1 poin ke 4164.78 dan sedangkan Nasdaq drop 38,55 poin ke 13391.42.
Saham emiten media melesat di tengah pengumuman merger. AT&T mengumumkan pihaknya melakukan negosiasi untuk merger dengan WarnerMedia, termasuk HBO dan Discovery Channel. Entitas hasil merger akan tercatat di bursa secara terpisah. Saham Discovery melesat 16%, sedangkan saham AT&T menguat 4,9%.
Wall Street pekan lalu melewati pekan yang mendebarkan dengan indeks S&P 500 sempat anjlok 4% sehari dan selama sepekan terhitung melemah 1,4%. Indeks Nasdaq juga tertekan sebesar 2,3%, sedangkan indeks Dow Jones turun 1,1%.
“Kejadian sepekan tak hanya memberi sinyal peringatan mengenai betapa buruknya efek inflasi tetapi juga tanda bahaya tentang bagaimana berakhirnya pasar yang sudah jenuh dengan aksi beli,” tutur Nikolaos Panigirtzoglou, Direktur Pelaksana JPMorgan, seperti yang dikutip CNBC International.
Indeks Harga Konsumen (IHK) di AS pada April melompat 4,2% secara tahunan, menjadi laju yang tercepat sejak 2008, sehingga memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS (The Fed) akan dipaksa mengurangi laju pembelian surat berharga di pasar.
Pelaku pasar akan mencari celah peluang perubahan kebijakan The Fed dari nota rapat terakhir yang akan dirilis pada Rabu nanti.
Dari sisi korporasi, sebanyak lebih dari 90% emiten yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya. Dari situ, 86% di antaranya mencetak kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Ini merupakan persentase terbesar sejak 2008, menurut data FactSet.