
Jakarta, 17 Januari 2020 – 11:48 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Nilai tukar yen Jepang kembali melemah melawan dolar AS pada perdagangan akhir pekan Jumat (17/1/20) dan masih berada di level terlemah sejak 23 Mei tahun lalu. Setelah kesepakatan dagang fase I AS-China, kini data ekonomi dari kedua negara tersebut yang memberikan tekanan terhadap yen.
Mengutip Metatrader 5 pukul 11:38 WIB, yen diperdagangkan di level 110.20/US$ melemah tipis 0,05% di pasar spot. Namun, kurs yen sudah melemah sejak awal pekan lalu, dengan total pelemahan hampir 2%.
Kesepakatan dagang fase I telah ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada hari Rabu (15/1/20) di Washington.
Dalam kesepakatan dagang fase I, AS menurunkan tarif impor dari sebelumnya 15% menjadi 7,5% terhadap produk China senilai US$ 120 miliar. Sementara China akan membeli produk AS senilai 200 miliar dalam dua tahun ke depan.
Sentimen pelaku pasar pagi ini juga masih cukup bagus setelah rilis data pertumbuhan ekonomi China yang tumbuh 6% di kuartal IV-2019, sama dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Sepanjang tahun 2019, ekonomi China tumbuh 6,1% dan menjadi yang terendah dalam hampir 30 tahun.
Sementara itu dolar AS menguat setelah Kamis (16/1/20) data penjualan ritel di bulan Agustus dilaporkan tumbuh 0,3% (MoM) pada Desember, sesuai dengan perkiraan dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 0,2%.
Namun yang mengejutkan, penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif tumbuh 0,7% (MoM), jauh lebih tinggi dari ekspektasi 0,5% dan pertumbuhan bulan sebelumnya 0,1%. Data tersebut menjadi data positif pertama setelah sebelumnya data tenaga kerja dan inflasi AS dirilis mengecewakan.