Jakarta, 19 Mei 2022 – 10:09 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa Asia diperdagangkan di zona merah pada kamis (19/5/2022), menyusul koreksi tajam yang terjadi di Wall Street semalam.
Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kerugian secara regional, tergelincir lebih dari 3% di awal perdagangan. Saham raksasa teknologi China, Tencent, anjlok 8,1% setelah melaporkan bahwa laba kuartalannya berkurang setengahnya.
Nikkei 225 di Jepang anjlok 2,6% sementara indeks Topix anjlok 2,13%.
Data Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan ekspor Jepang naik 12,5% pada bulan April 2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini lebih rendah dari survei analis Reuters yang memprediksi kenaikan 13,8%.
Kospi Korea Selatan anjlok 1,6%, sedangkan S&P/ASX 200 di Australia anjlok 1,54%.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 2,21% lebih rendah.
Bursa Asia yang cenderung terkoreksi parah pada hari ini terjadi usai Wall Street berbalik arah ke zona koreksi setelah sempat pulih di tengah meningginya kekhawatiran mengenai inflasi dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari.
Gubernur The Fed, Jerome Powell dalam konferensi Wall Street Journal (WSJ) menyatakan tidak akan ragu menaikkan suku bunga acuan hingga inflasi terkendali.
Dow Jones Industrial Average membukukan kerugian terbesar sejak 2020 pada perdagangan Wall Street semalam. Emiten ritel memperingatkan kenaikan tekanan biaya, mengonfirmasi ketakutan terburuk investor atas kenaikan inflasi dan memicu kembali aksi jual masif.
Dow turun 3,57%, penurunan rata-rata terbesar sejak Juni 2020. Itu adalah penutupan terendah untuk Dow sejak Maret 2021.
S&P 500 diperdagangkan 4,04% lebih rendah, juga penurunan terburuk sejak Juni 2020. Nasdaq Composite tergelincir 4,73%, yang merupakan penurunan terbesar sejak 5 Mei. Hanya delapan emiten S&P 500 yang berada di zona hijau.