
Jakarta, 8 Januari 2020 – 00:50 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Bursa saham Amerika Serikat (AS) bervariatif pada perdagangan Selasa (07/01/2020), setelah pelaku pasar menyelidiki adanya risiko geopolitik AS dan Iran secara lebih luas.
Indeks Dow Jones Industrial Average tertekan 119,23 poin (-0,42%) ke 28 584.15. Indeks Nasdaq Composite naik 9,42 poin (+0,10%) ke 9 081.61 dan S&P 500 tergelincir 8,08 poin (-0,25%) ke 3 237.98.
Pada pekan lalu, Presiden AS Donald Trump telah menyerang Iran yang telah membuat Jenderal Iran Qassem Soleimani terbunuh serta mengancam akan menyerang 52 titik penting, termasuk pusat kebudayaan Negeri Persia itu jika berani membalasnya.
Mantan taipan property tersebut juga mengancam akan memberlakukan sanksi terhadap Irak jika berani mengusir tentara AS yang berada di Negeri Seribu Satu Malam tersebut. Sementara, parlemen Irak telah menyetujui resolusi untuk mengusir tentara pendudukan asing dari negeri mereka.
“Investor sejak Senin mulai menurunkan tingkat kekhawatiran mereka atas insiden Soleimani dan sentimen yang terjadi terhadap pasar Internasional pada hari Selasa,” tutur Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge, dalam laporan risetnya.
Menurut Adam, Investor bukannya abai dengan kenaikan tensi di Timur Tengah, tetapi mereka menempatkan insiden Soleimani dalam kategori yang sama dengan serangan Iran baru-baru ini terhadap aset Saudi.
Dryden Pence, Chief Investment Officer Pence Wealth Management, mengatakan bahwa pasar tidak terlalu khawatir dengan dampak konflik tersebut terhadap pasokan minyak AS karena Negeri Adidaya tersebut sudah berhasil menaikkan produksinya beberapa tahun terakhir.
“Kita adalah produsen minyak terbesar dunia dan bisa menutup pasokan yang hilang dari Iran,” tutur Pence. “Itulah kenapa reaksi pasar begitu sunyi jika dibandingkan dengan situasi serupa pada 10 tahun yang lalu.”
Namun, kekhawatiran investor masih terlihat di pasar global dan secara umum masih terlihat dari aksi buru aset investasi minim risiko (safe haven).
Harga kontrak berjangka emas menyentuh level tertingginya dalam 7 tahun terakhir pada perdagangan hari Senin. Di sisi lain, imbal hasil surat berharga negara (AS) AS tenor 10 tahun turun di kisaran 1,8% setelah di awal tahun sempat berada di 1,9%.