
Jakarta, 19 Desember 2019 – 12:25 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Harga minyak mentah dunia naik mendekati level tertinggi dalam periode tiga bulan terakhir, setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan.
Pada hari Kamis pagi (19/12/2019) harga minyak mentah jenis Brent turun 1 sen menjadi US$ 66.16 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 3 sen menjadi US$ 60.90 per barel. Sejak awal bulan Oktober harga minyak mentah telah naik lebih dari 15%.
Menurut data mingguan yang dirilis oleh Badan Informasi Energi pada hari Rabu (18/12/2019), persediaan minyak mentah AS turun 1,1 juta barel. Sementara persediaan bensin meningkat 2,5 juta barel menjadi 237,3 juta barel, sedangkan minyal sulingan naik 1,5 juta barel menjadi 125,1 juta barel.
Michael McCarthy kepala analis pasar di CMC Markets di Sydney mengatakan, Ada tren naik yang jelas pada grafik harga teknis harian untuk WTI yang berpotensi bergerak menuju $ 61.50 per barel, ada juga risiko jangka pendek, bahwa meningkatnya harga dapat mendorong investor untuk menjual.
“Volume (Perdagangan) sangat mengerikan. Banyak orang menyerah untuk tahun ini tanpa ada acara yang dijadwalkan untuk mendorong pasar minyak,” kata McCarthy.
Minggu lalu AS dan China telah menyepakati perjanjian dagang fase satu. Namun detail terkait perjanjian tersebut masih belum jelas dan kedua pihak dijadwalkan untuk menandatangani kesepakatan awal Januari nanti di Washington.
Kabar yang beredar sejauh ini adalah AS membatalkan penerapan tarif baru yang berlaku pada 15 Desember, sementara pihak China berkomitmen untuk menggandakan ekspor barang pertanian AS ke China selama dua tahun ke depan.
Kabar baik lain yang melambungkan harga minyak mentah adalah OPEC+ yang sepakat untuk memangkas produksi minyak sebesar 500 ribu barel per hari (bph). Sehingga total penurunan minyak menjadi 1,7 juta bph dari yang sebelumnya hanya 1,2 juta barel per hari.