
Jakarta, 16 Maret 2020 – 11:47 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Harga minyak mentah di awal perdagangan pekan ini tertekan, pandemi virus corona dan perang harga Arab Saudi dan Rusia masih menjadi faktor yang masih menghantui harga minyak mentah.
Harga minyak mentah berjangka Brent melemah 3% atau ke level US$ 32.86 per barel, lalu minyak mentah Light Sweet West Texas Intermediate melemah 1,48% atau ke level 31.26 per barel.
Harga minyak melemah akibat pandemi virus corona yang masih misterius menjadi ancaman bagi permintaan minyak global, pasar mengalami potensi kebanjiran pasokan ketika permintaan minyak menurun.
Potensi kelebihan pasokan minyak yang terjadi di Arab Saudi berencana untuk meningkatkan output pasokan pada bulan April mendatang, langkah tersebut juga ditiru oleh UAE, lalu Arab Saudi memberikan diskon sebesar 10%.
Arab geram karena pada pertemuan Organisasi Negara-negara eksportir minyak dan aliansinya (OPEC+) yang digelar awal Maret lalu di Vienna, gagal mencapai kesepakatan soal pemangkasan produksi minyak untuk menjaga stabilitas harga di pasar.
Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC mengusulkan pemangkasan produksi lebih banyak sebesar 1,5 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun, akan tetapi proposal ini ditolak oleh kroninya yakni Rusia.
Rusia melihat pemangkasan produksi yang terus diperpanjang merupakan upaya yang sia-sia ketika produksi shale oil Amerika Serikat (AS) dibiarkan terus naik, dibalik strategi perang harga ini produksi shale oil AS juga turut menjadi target.
Arab Saudi dengan ongkos produksi minyak yang sangat murah (< US$ 10/barel) memang leluasa untuk mendiskon harga minyaknya, akan tetapi jika harga minyak jatuh ke level US$ 20 per barel tentu hal ini akan menyakitkan produsen minyak yang lain termasuk Rusia mengingat ongkos produksi minyaknya tak serendah Arab. Hal ini jelas akan menggerus margin dari penjualan minyak.
Selain itu, secara mengejutkan tadi pagi bank sentral AS, The Fed memangkas suku bunga acuan (Federal Fund Rate/FFR) hingga 100 basis poin (bps) ke level 0-0,25% dan menjadi level terendah sejak 2015.
The Fed tak berhenti di situ saja, otoritas moneter Paman Sam ini juga memulai program Quantitative Easing (QE) dengan membeli aset-aset keuangan di pasar seperti obligasi pemerintah (US$ 500 miliar) dan efek beragun aset (EBA) senilai US$ 200 miliar. Artinya secara total The Fed akan siap membeli aset-aset keuangan dengan nilai sebesar US$ 700 miliar.
Team VIFX Pro
+62 878-8989-3863
+62 878-7139-8111