
Jakarta, 12 November 2019 – 12:00 WIB – Victory International Futures – victoryforex.co.id
Harga
minyak mentah dunia hari ini kembali melemah seiring dengan minimnya
kejelasan akan kesepakatan dagang tahap pertama antara Amerika
Serikat (AS) dengan China.
Pada
09:30 harga minyak mentah kontrak acuan West Texas Intermediate turun
0,47% ke level US$ 56.60/barel.
Si
emas hitam sedang kena himpit dua sentimen utama penurunan permintaan
maupun kelebihan suplai. Minimnya kejelasan kelanjutan kesepakatan
dagang AS-China masih jadi pemicu utama bahwa permintaan energi akan
kembali terpangkas.
Konflik
dagang yang melibatkan raksasa ekonomi dunia telah membuat ekonomi
global tumbuh melambat. Sebagai negara dengan konsumsi minyak mentah
terbesar di dunia, wajar saja jika guncangan ekonomi pada AS dan
China memicu kekhawatiran permintaan minyak akan terpangkas.
Mengutip
data indexmundi, konsumsi minyak mentah AS mencapai 18,96 juta
barel/hari sementara China mengkonsumsi minyak mentah sebanyak 10,48
juta barel/hari.
Sebelumnya
beredar kabar bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menghapus bea
masuk yang dikenakan pada produk AS maupun China. Namun kabar
tersebut segera di bantah oleh Presiden AS Donald Trump.
“China ingin bea masuk dicabut, walaupun tidak seluruhnya karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya dan saya belum menyetujui apa pun” kata Trump
Trump
juga menambahkan bahwa China lebih ingin membuat kesepakatan
ketimbang AS.
Jika AS-China batal menekan kesepakatan dan konflik
dagang masih terus bergulir, maka perekonomian global akan semakin
terpuruk. Permintaan minyak akan terpangkas.
Dari sisi pasokan,
output minyak mentah Arab Saudi naik menjadi 10,3 juta barel per hari
(bpd) pada Oktober. Kenaikan produksi minyak Arab Saudi memicu
kekhawatiran bahwa di tengah kondisi perekonomian global yang belum
kondusif, oversupply akan terjadi sehingga membuat harga minyak
semakin tertekan.
OPEC dan koleganya yang tergabung dalam OPEC+
sepakat untuk memangkas produksi minyak hingga 1,2 juta barel per
hari sejak Januari awal tahun ini hingga Maret tahun depan.
Menurut menteri energi Oman, ada kemungkinan bahwa OPEC+ akan memperpanjang waktu pemangkasan produksi minyak ini. Namun kecil kemungkinan kalau OPEC+ akan kembali menurunkan pemangkasan produksi minyak.